2024-04-25

SGOnline

Bersinar & Informatif

Dollar dan Emas

6 min read

Oleh Jeremy Huang Wijaya
  
Mengutip dari Kontan. hari ini 21 Oktober 2022 pukul 9.00 pagi .Kurs dollar rupiah melemah pada level Rp 15.572 di perdagangan pasar spot Kamis (20/10). Rupiah melemah 0,48% dibanding Rabu (Rp 15.498). Sedangkan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,14% pada level Rp 15.491 dibanding Rabu (Rp 15.469).

Dikutip dari Antara 20 Oktober 2022 – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan nilai tukar rupiah saat ini belum menguat lantaran dolar Amerika Serikat (AS) masih sangat tinggi serta kondisi global masih tidak menentu.

BI mencatat nilai tukar rupiah sampai dengan 19 Oktober 2022 terdepresiasi 8,03 persen dibandingkan dengan level akhir 2021. “Namun tekanan rupiah ini bukanlah faktor fundamental, tekanan rupiah karena kondisi global serta dolar AS yang menguat sangat tinggi,” tegas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Oktober 2022 dengan Cakupan Triwulanan yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis

Ia mengungkapkan indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) mencapai level tertinggi 114,76 pada tanggal 28 September 2022 dan tercatat di level 112,98 pada 19 Oktober 2022 atau mengalami penguatan sebesar 18,1 persen selama tahun 2022.

Bahkan jika dihitung dari pertengahan tahun lalu, penguatan dolar AS lebih tinggi lagi, yakni di atas 20 persen atau hampir 25 persen, sehingga menyebabkan pelemahan mata uang dunia termasuk negara pasar berkembang dan Indonesia. Pelemahan nilai tukar rupiah yang masih berlanjut ini dikhawatirkan akan menembus Rp 16.000 per dollar AS di sisa tahun 2022.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, peluang nilai tukar rupiah yang melemah hingga Rp 16.000 per dollar AS masih terbuka lantaran faktor yang membuat rupiah melemah masih akan berlanjut.

“Untuk ke Rp 16.000, saya tidak bisa memprediksinya. Tapi peluang ke arah sana masih terbuka karena faktor-faktor penekan rupiah tersebut belum hilang dan kemungkinan masih ada di bulan-bulan mendatang,” ujarnya saat dihubungi Kompas com Rabu (19/10/2022).

Dia menjelaskan, faktor eksternal penekan rupiah berupa kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed yang diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir 2022 bahkan awal 2023.

Selain itu, rupiah juga bisa kian melemah karena adanya kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi global yang membuat pelaku pasar mengalihkan sebagian besar asetnya ke aset aman.

Sementara itu harga emas kemaren turun, Makin kencangnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) membuat emas terpuruk sangat dalam. Pada perdagangan Kamis (20/10/2022) pukul 06: 12 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.627,14 per troy ons. Harga emas melandai 0,08%.

Harga emas pagi hari ini merupakan yang terendah sejak 29 September 2022 atau dalam tiga pekan terakhir. Melemahnya emas pagi ini juga memperpanjang tren negatif emas yang terjadi kemarin. Pada perdagangan Rabu (19/10/2022), harga emas ambruk 1,4% ke US$ 1.628,48 per troy ons. Dalam sepekan, harga emas sudah melandai 2,3% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas ambles 2,2% sementara dalam setahun anjlok 8,7%.

Analis IG Yeap Jun Rong mengatakan pelemahan emas merupakan respon dari semakin kencangnya ekspektasi pasar mengenai kebijakan agresif The Fed.

Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari, Selasa (18/10/2022), mengatakan The fed bisa saja menaikkan suku bunga acuan hingga di atas 4,75% jika inflasi belum saja mereda.

The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 basis points (bps) menjadi 3,00-3,25% sepanjang 2022. Pasar berekspektasi The Fed akan mengerek suku bunga acuan sebesar 75 bps.

The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 1-2 November mendatang. “Pelaku pasar menginginkan kejelasan kapan kebijakan agresif The Fed berakhir sebelum mulai percaya diri membeli emas,” tutur Yeap Jun Rong, dikutip dari Reuters.

Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed juga membuat dolar AS menguat tajam sehingga emas pun menjadi kurang menarik karena semakin mahal.

Indeks dolar pada pagi hari ini ada di kisaran 112,98 atau menguat 0,76% dibandingkan hari sebelumnya. Analis dari City Index Fawad Razaqzada memperkirakan harga emas kemungkinan akan terus melemah ke depan. “Emas akan melemah bahkan bisa terus melandai ke kisaran US$ 1.600 per troy ons,” tutur Razaqzada.

Goldman Sachs melakukan sejumlah perhitungan atas proyeksi harga emas ke depan. Ada empat skenario terkait pergerakan emas yang menggambarkan sekuat dan selemah apa sang logam mulia akan bergerak. Empat scenario tersebut adalah soft landing, resesi di AS dengan pemangkasan suku bunga yang tajam, inflasi melonjak, kenaikan suku bunga lebih tinggi, dan resesi di AS dengan pemangkasan suku bunga terbatas.

Perhitungan berdasarkan empat skenario tersebut menghasilkan pergerakan yang berbeda dari harga emas. Emas bisa ambruk ke level US$ 1.500 hingga melambung ke kisaran US$ 2.250 per troy ons.

Mengutip dari CNBC Indonesia 18 Oktober 2022 – Perjalanan emas tahun ini dibayangi sejumlah faktor negatif, mulai dari kenaikan suku bunga acuan global, perkasanya dolar Amerika Serikat (AS), hingga lonjakan yield surat utang pemerintah AS.

Harga emas bahkan akan langsung terpuruk saat dolar AS menguat. Emas dan dolar AS sama-sama berstatus safe haven, instrumen yang dicari saat dunia dilanda ketidakpastian seperti saat ini. Krisis energi dan pangan, risiko resesi hingga stagflasi memberikan gambaran bagaimana gelapnya perekonomian dunia.

Namun, emas sepanjang tahun ini terus takluk dari dolar AS. Penguatan dolar AS yang ditopang kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) membuat emas kerap ditinggalkan karena makin mahal bagi pemegang mata uang non-dolar AS.
Saat terjadi ketegangan geopolitik tetapi dolar AS menguat, emas juga tidak mampu bersinar. Sebaliknya, emas akan mulai bersinar begitu dolar AS melemah.

Penguatan emas pagi hari ini dan kemarin menjadi bukti bagaimana pergerakan emas sangat bergantung kepada dolar AS.  Pada perdagangan Selasa (18/10/2022) pukul 06:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.650,13 per troy ons. Harga emas menguat 0,01%.

Penguatan ini memperpanjang tren positif emas yang sudah berlangsung sejak kemarin. Pada perdagangan Senin (17/10/2022), harga emas juga menguat 0,5% ke US$ 1.649,95 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih menyusut 0,91% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas ambles 1,5% sementara dalam setahun anjlok 6,5%.

Saat terjadi ketegangan geopolitik tetapi dolar AS menguat, emas juga tidak mampu bersinar. Sebaliknya, emas akan mulai bersinar begitu dolar AS melemah.

Penguatan emas pada selasa 18 oktober 2022 dan kemarin menjadi bukti bagaimana pergerakan emas sangat bergantung kepada dolar AS.  Pada perdagangan Selasa (18/10/2022) pukul 06:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.650,13 per troy ons. Harga emas menguat 0,01%.

Penguatan ini memperpanjang tren positif emas yang sudah berlangsung sejak kemarin. Pada perdagangan Senin (17/10/2022), harga emas juga menguat 0,5% ke US$ 1.649,95 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih menyusut 0,91% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas ambles 1,5% sementara dalam setahun anjlok 6,5%

Krisis Ekonomi Global mengakibatkan Lizz Truss mundur sebagai PM Inggris pasti akan berdampak melambatnya pertumbuhan ekonomi di Inggris.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) kini mulai muncul ke permukaan. Jika sebelumnya pengusaha mengakui PHK yang terjadi masih sekedar ‘riak’, kini gelombangnya tak lagi terbendung. Seperti yang terjadi di pabrik Kahatex, yang berlokasi di Sumedang, Jawa Barat.

Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengungkapkan, Kahatex adalah perusahaan produsen tekstil dan produk tekstil (TPT) anggota APSyFI.

“Iya, anggota APSyFI. Jualannya seret (hingga memicu PHK). Minggu kemarin PHK 900 orang. Kahatex saja. Akan nambah terus kayanya,” kata Redma kepada CNBC Indonesia, Kamis (20/10/2022).

Sebelumnya, Redma memang sudah mewanti-wanti potensi gelombang PHK di industri TPT nasional. Apalagi, ujarnya, pemerintah pun sudah memperingatkan kondisi  gelap yang mengancam perekonomian di tahun 2023 akibat ‘badai’ resesi global.

Sinyal itu, kata dia, terlihat dari pengurangan dan pembatalan order secara beruntun. Khususnya oleh buyer/ pembeli di negara-negara yang kini mengalami resesi (teknikal) dan hiperinflasi seperti AS dan Uni Eropa.

“Industri ini tengah menghadapi ‘pukulan’ serupa seperti saat pandemi Covid-19 merebak. Memang, di kuartal pertama kemarin kita masih tumbuh. Tapi kemudian anjlok lagi dan ini nggak ada tanda-tanda bakal pulih segera. Harapan kita di kuartal pertama tahun 2023 bisa ada sinyal positif,” kata Redma.

Redma mengungkapkan, industri TPT di dalam negeri terpukul akibat banyaknya pembatalan dan pemangkasan order ekspor. Sementara, pasar di dalam negeri juga tidak banyak membantu karena daya beli masih lemah.

Terjadi penumpukan stok di pabrik, hingga memaksa perusahaan memangkas produksi. Akibatnya, kata dia, kini marak perusahaan TPT di dalam negeri merumahkan karyawannya.

“Anggota APSyFI sudah sekitar 1500-an orang yang dirumahkan. Kalau informasi dari API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia), yang dirumahkan sekitar 43.000 orang,” ungkap Redma.

“Kalau anggota APSyFI yang sudah info PHK hanya Kahatex. Kalau SPV sudah full stop, karyawan dirumahkan, IBR jalan tinggal 1 line, Indorama pun stop 2 line. Yang lain udah kurang produksi 30%,” kata Redma.

Perusahaan-perusahaan anggota APSyFI adalah produsen serat/ rayon, yang juga memasok produksinya ke pasar ekspor. Diantaranya ada yang sekitar 25% produksi dijual ke pasar ekspor.

“Sementara, pasar lokal sangat parah,”
Berharap pemerintah dapat mengurangi pajak dan menolong industri Garmen. BSU bagi para pekerja di tambah. Berharap Parpol parpol tidak hanya fokus 2024 tetapi berharap Parpol parpol dapat menolong mereka yang terkena PHK untuk dapat bertahan di tengah tengah Krisis. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *