2024-04-20

SGOnline

Bersinar & Informatif

Pemilu yang Sehat

2 min read

Oleh: Jeremy Huang Wijaya

TAK terasa, 11 bulan lagi kita akan Pemilu, saat ini lagi dalam tahap pendaftaran pemilih di tiap daerah hingga pelosok desa.

Tetapi sayangnya para elite parpol masih asyik mengadakan pertemuan antara elite mencari kawan koalisi. Sementara rakyat kecil yang memiliki hak untuk memilih dilupakan dan di tinggalkan, tidak dilibatkan. Seolah olah mereka merasa yakin bahwa partai mereka akan masuk duduk di Kursi Senayan.

Padahal belum tentu semua bisa berubah dalam sekejap. Naik turun perolehan suara bisa terjadi kapanpun juga. Koalisi saat ini bisa berubah setelah pemilu dan sesudah pilpres, tidak ada yang abadi dalam dunia politik.

Saat ini banyak masalah yang terjadi naiknya harga beras, harga minyak kita, harga sembako, naiknya harga cabe, dan sayuran. kebakaran Pipa bahan bakar di depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara (Jakut). Kebakaran tersebut melahap rumah warga.Bencana banjir, dan longsor Harusnya jadi perhatian utama kaum elite parpol. Harusnya mereka turun ke desa-desa dan pasar-pasar.

Pemilu harus melahirkan sistem politik yang menjadikan rakyat sebagai subjek politik, artinya rakyat jangan sampai hanya menjadi instrumen politik kekuasaan belaka dalam ritme lima tahunan pemilu di Indonesia. Tetapi harus dapat mensejahterakan rakyatnya. Karena itu pelaksanaan pemilu dari waktu ke waktu harus meningkatkan kualitasnya dengan melakukan sosialisasi dan pendidikan politik (socialisation and political education) mulai dari proses sampai dengan hasil pemilu itu sendiri.

Pelaksanaan pemilu yang baik harus menjawab kualitas keterwakilan rakyat yang tercermin dalam proses pemilihan dan keterwakilannya di DPR/MPR RI. Harus ada oposisi yang sehat dalam legislatif. Sistem pemilu ini akan melahirkan kualitas keterwakilan (the degree of representativeness), kualitas persaingan (the degree of competitiveness), dan kualitas peranannya ( the degree of function).

Selain itu, pelaksanaan pemilu harus disesuaikan dengan budaya politik sebagai upaya membangun konsolidasi demokrasi. Seharusnya ada siaran langsung di media TV dalam tiap rapat pembahasan pembuatan UU dan anggaran supaya rakyat dapat melihat secara langsung pembuatan UU dan anggaran. Seperti tahun 2004-2009 ada beberapa rapat di DPR yang disiarkan langsung sehingga demokrasi berjalan.

Berharap dalam kampanye pemilu 2024 tawarkan program menyejahterakan masyarakat, jangan ada politik idenditas. Berharap Pemilu 2024 dapat menghasilkan pemimpin dan wakil rakyat yang amanah dan dapat mensejahterakan rakyat. Berharap hasil pemilu 2024 dapat menghasilkan partai oposisi yang berkualitas, jangan semua nya masuk dalam pemerintahan. karena demokrasi yang sehat harus ada oposisi juga dalam lembaga legislatif sehingga terjadi keseimbangan. Sehingga ada kontrol yang baik di lembaga legislatif.

Seharusnya para elite politik mulai saat ini turun ke pasar pasar, turun ke desa desa, keluar masuk kampung bertemu dengan warga, menjadi pendengar yang baik, bertanya kepada warga apa yang menjadi kesulitan mereka saat ini, tanya ke warga apa yang menjadi harapan mereka. Jangan selalu pertemuan dengan sesama kaum elite politik tetapi bertemu dengan warga. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *