Perjuangan Melawan Tuberkulosis dan Dampak Batubara di Kota Cirebon
Cirebon, (SGOnline),-
Sekretaris Daerah Kota Cirebon, H. Agus Mulyadi, mengungkapkan langkah-langkah konkret dalam upaya menanggulangi penyebaran tuberkulosis (TB) di wilayahnya. Dalam sebuah perwali baru, Nomor 70 Tahun 2022, Kota Cirebon telah merencanakan aksi bersama para pemangku kepentingan untuk melibatkan semua pihak dalam penanganan TB. Agus Mulyadi pentingnya mendeteksi kasus TBC secara dini, memastikan pengobatan hingga pasien sembuh, dan mencegah resistensi obat.
Dalam upaya menurunkan angka stunting, Kota Cirebon memiliki program strategi nasional dengan target penurunan angka stunting dari 30,6 menjadi 14 pada tahun 2023.
Agus Mulyadi menyampaikan dalam acara Monitoring & Evaluasi Public Private Mix Penanggulangan Tuberkolosis bahwa kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Pihaknya juga mencatat keberhasilan penurunan angka stunting menjadi 17, menggambarkan komitmen dalam menjaga kesehatan anak-anak di Kota Cirebon.
Dalam konteks lain, dampak aktivitas batubara juga menjadi perhatian serius. Kadinkes, dr. Hj. Maria Siti Listiawaty, tekanan pentingnya advokasi terhadap pelabuhan-pelabuhan yang memuat batubara. Upaya pencegahan, seperti memberikan CSR kepada masyarakat terdampak, menjadi langkah nyata yang diambil. Dampak polusi udara dari batubara dapat menimbulkan penyakit pernapasan, terutama pada anak-anak. Pemerintah daerah terus melakukan upaya mitigasi dampak dan respon cepat terhadap warga yang terkena dampak kesehatan batubara.
Meskipun ada tantangan besar, kolaborasi antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat di Kota Cirebon membuktikan keseriusan dalam menjaga kesehatan warganya serta mengatasi permasalahan kesehatan yang kompleks.
(Andi/SGO)