2023-06-07

SGOnline

Bersinar & Informatif

Merayakan Tiong Ciu Pia di Kota Kelahiran

2 min read

KEMARIN, 21 September 2021 bertepatan tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek, saya bersama istri, Julia Christiani Utami dan ditemani Yakub, pulang ke kota kelahiran saya, yaitu di Kota Cirebon, untuk merayakan Tiong Ciu Pia atau disebut juga perayaan Kue Bulan. Berangkat dari Bandung pukul 12.00 WIB, datang ke Cirebon pukul 17.00 WIB.

Di hari yang terindah ini, saya dan istri mengunjungi kakak sayam yaitu Yoel Wijaya. Kemudian tanggal 21 September 2021 pukul 19.00 WIB, saya, istri dan Yakub bertemu keluarga Sucipto Chandra dan kawan-kawan di Himas Coffee Cirebon, meskipun hujan, tidak dapat melihat keindahan bulan purnama tetapi tidak menghilangkan makna dari Perayaan Tiong Ciu Pia, yaitu menjalin silahturahmi, menghangatkan kasih persahabatan dan persaudaraan dengan sahabat dan saudara.

Kami menikmati perayaan Tiong Ciu Pia sambil makan kue Tiong Ciu Pia berbagai rasa, seperti rasa telor asin, rasa coklat dan lainnya, sambil minum teh dan aneka masakan lainnya.

Di Tiongkok, perayaan ini dikenal dengan sebutan Zhongqiu Jie. Di dunia barat lebih dikenal dengan sebutan Mid Autumn Festival, karena perayaan ini adalah puncak musim panen. Menyambut bulan purnama, pada hari itu Bulan bersinar utuh. Saat itu seluruh keluarga berkumpul menikmati indahnya sinar bulan purnama.

Perayaan Tiong Ciu Pia dilakukan sejak tahun ke-2 masa kaisar Qin Shi Huang (Dinasti Qin 221-206 SM) bulan 8 tanggal 15 berkumpul penduduk desa di Wu Kao San menikmati kue yang terbuat dari terigu dan gajah di buat bulat mirip bulan.

Ada juga dari info lain menyebutkan, sejarah Tiong Ciu Pia berasal dari Dinasti Ming dikaitkan dengan pemberontakan heroik Zhu Yuan Zhang memimpin para petani Han melawan pemerintahan Mongol dari Dinasti Yuan.

Ketika Zhu Yuan Zhang bingung menyatukan rakyat melawan Mongol, kemudian ada yang memberikan ide untuk menyebarkan berita gosip bahwa ada bencana besar yang akan menimpa negeri di Tiongkok saat itu. Membagikan kue bulan yang dibagikan kepada rakyat Han, yang akan menemukan pesan revolusi tanggal 15 bulan 8 melawan Mongol, pada saat membukanya dari kue bulan yang dibagikan.

Pada tanggal tersebut rakyat berkumpul bersatu melawan Mongol. Tetapi ada sumber lain menyatakan kue bulan telah tercatat pada zaman Dinasti Song 920-1279. Kue Bulan atau Tiong Ciu Pia ada rasa manis dan asin, menurut isinya ada yang berisi kuning telur, tausa (kacang merah), kacang hijau dan buah buahan.

Kue Tiong Ciu Pia bahannya dari Tepung gandum, tepung terigu, minyak sayur dan gula. Sebelum Pandemi, Tiong Ciu Pia dirayakan bersama keluarga, Tiong Ciu Pia disajikan sambil minum teh hangat dan dihiasi lampion lampion menikmati keindahan bulan yang bersinar utuh dan terang.

Di Tiongkok China zaman dulu biasanya mereka yang merantau pulang kampung halaman, merayakan perayaan Tiong Ciu Pia sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang berlimpah.


Oleh: Jeremy Huang Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *