Bupati Cirebon Resmikan Wisata Baru Mangrove Pengarengan
3 min readKabupaten, SGOnline,- Kabupaten Cirebon kembali memiliki obyek wisata baru. Kali ini, tempat wisata yang baru saja diresmikan, yaitu ekowisata Mangrove Desa Pengarengan Kecamatan Pangenan Cirebon, Rabu (2/10/2022).
Tempat wisata ini, menghadirkan wisata hutan mangrove, dengan dikombinasikan wisata susur sungai. Karena lokasi hutan mangrove tersebut, harus ditempuh melalui perjalanan air menggunakan perahu.
Pengunjung nantinya, bisa memanfaatkan penyewaan perahu milik nelayan setempat, untuk bisa menjangkau lokasi wisata mangrove.
Selama menyusuri pesisir sungai, rimbunnya hutan mangrove akan menjadi pemandangan tersendiri yang menarik untuk dinikmati. Apalagi, tidak jarang juga para pengunjung bisa melihat langsung sejumlah burung khas pesisir yang memiliki habitat disana.
Setelah 10 menit perjalanan, pengunjung akan sampai di anjungan berbahan bambu, yang dilengkapi berbagai spot untuk swafoto yang cantik.
Di lokasi hutan mangrove, pengunjung juga bisa memanfaatkan walking track sepanjang 100 meter. Jangan berfikir akan kepanasan disana, karena rimbunnya hutan mangrove, membuat lokasi tersebut menjadi cukup teduh.
Bupati Cirebon H Imron, mengapresiasi kehadiran obyek wisata baru di Kabupaten Cirebon ini. Iapun mendukung tempat wisata ini untuk terus berkembang, semakin besar dan semakin lengkap, seraya Imron juga meminta dukungan masyarakat sekitar.
Karena menurut Imron, ada beberapa hal yang harus dipenuhi, agar sebuah lokasi wisata bisa menjadi rujukan dan kunjungan masyarakat banyak.
“Yang perlu diperhatikan, yaitu akses jalan,kebersihan, keamanan dan kenyamanan,” tuturnya.
Oleh karena itu, Imron meminta kepada masyarakat, pemerintah dan sejumlah perusahaan yang ada disekitarnya, untuk bisa berperan dalam pengembangan wisata mangrove ini.
Pihaknya juga siap untuk berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait lainnya, untuk bisa mengembangkan dan memperbaiki wisata hutan mangrove di Desa Pengarengan ini.
“Kami akan koordinasi dengan BBWS dan juga kami akan mencoba menganggarkan, untuk bisa mendukung tempat wisata ini,” ujarnya
Ide pengembangan kawasan hutan bakau di Desa Pangarengan ini bermula dari semangat pemuda Desa Pangarengan, yang menyadari potensi alam di pesisir desanya.
Zaenudin, koordinator komunitas Penggerak Wisata Pengarengan (Pespa), termasuk salah satu pemuda yang mencetuskan rencana untuk membuka kawasan itu menjadi obyek wisata.
Menurut Zaenudin, hutan mangrove yang lestari di Desa Pangarengan itu sudah ada selama puluhan tahun, dan bisa menjadi contoh bagi masyarakat di pesisir Cirebon agar melestarikan hutan bakau, karena bisa membawa manfaat tambahan untuk masyarakat.
“Kami ingin kehadiran wisata hutan bakau ini bisa menjadi percontohan, kalau kita merawat dan melestarikan lingkungan, bisa menimbulkan peluang dan potensi yang positif untuk masyarakat’,” kata Zaenudin.
Sementara itu, Hafid Saptandito, Community Development Manager Cirebon Power mengatakan, bahwa pihaknya akan terus terus terlibat dalam melakukan pendampingan, dalam rangka mengembangkan wisata mangrove ini.
Menurut Hafid, perusahaan pembangkit listrik itu telah cukup lama berperan dalam perencanaan obyek wisata ini. Sejak tahun 2019 lalu, Cirebon Power dan komunitas Penggerak Wisata Pengarengan (Pespa) serta pemerintah desa Pengarengan telah mulai bekerjasama untuk mengembangkan potensi wisata yang dimiliki Desa Pengarengan.
Setelah melalui berbagai diskusi, akhirnya konsorsium pembangkit listrik itu sepakat untuk bekerjasama mendukung upaya masyarakat Desa Pengarengan membangun fasilitas wisata mangrove yang diintegrasikan dengan wisata sungai, yang juga memanfaatkan jasa perahu milik nelayan.
“Kami ingin potensi wisata ini tidak mubazir, kita desain bersama konsep dan kemasannya agar daya tariknya semakin menonjol, bisa jadi kebanggaan di kawasan Cirebon Timur,” ujar Hafid.
Tak hanya berhenti di situ, Hafid juga optimis kerjasama dengan masyarakat di Desa Pangarengan masih akan terus bertumbuh, untuk meningkatkan efek manfaat kehadiran wisata ini bagi masyarakat Desa Pangarengan, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga.
“Kami mohon dukungan semua pihak, silakan berkunjung kemari, beri masukan dan saran bagi kami agar bisa terus berkembang,” imbuhnya.
Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, M. Lutfi, juga mengapresiasi kolaborasi Cirebon Power (PLTU Cirebon) dengan masyarakat, yang telah berhasil melahirkan obyek wisata yang menarik di kawasan Cirebon Timur.
“Ini contoh hasil karya CSR dari Cirebon Power untuk wisata ini, kalau bisa perhatiannya terus ditambah,” ujar Lutfi.
Menurut Lutfi, jika hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah saja, maka pengembangan wisata ini akan terhambat. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan anggaran yang dimiliki.
Oleh karena itu, ia berharap ada kolaborasi yang lebih nyata dalam pengembangan wisata mangrove ini, baik itu dari dana desa, dari pemkab Cirebon ataupun dari CSR perusahaan yang ada di sekitarnya.
“Mengembangkan wisata mangrove ini, merupakan PR kita bersama,” tandas Lutfi. (Andi/SGO)