2025-09-10

SGOnline

Bersinar & Informatif

Sun Go Kong Legenda Segala Abad

Oleh: Jeremy Huang Wijaya

BANYAK aktor mandarin memerankan Sun Go Kong seperti Jet Lee, Aaron Kwok dan lain lain. Sun Go Kong, yaitu seekor sakti berwujud manusia yang menemani Bhiksu Tong Sam Cong dalam perjalanan ke Barat. Empat tokoh dalam cerita Sun Go Kong yaitu Biksu Tong Sam Chong, Sun Go Kong (kera sakti), Cu Pat Kay (siluman babi), dan Wu Ching (Siluman Air).

Sun Go Kong dalam bahasa Hokkian:Sun-gō·-khong / Sun-ngō·-khong) adalah tokoh utama dalam novel Xiyouji dalam bahasa Inggris Journey to the West, artinya Perjalanan ke Barat yang ditulis oleh Wu Cheng’ en Dalam novel ini, Sun Go Kong menemani pendeta Tong dalam perjalanannya.

Konon Sun Go Kong dikisahkan Sun Go Kong lahir di Gunung Hwakuo (Gunung Bunga-bunga dan Buah-buahan) dari sebuah batu mitologi yang menerima saripati (qi) matahari dan bulan selama ribuan tahun. Ia tinggal bersama kawanan monyet kemudian dihormati setelah menemukan Gua Shuilien artinya Gua Tabir Air di belakang sebuah air terjun raksasa.

Monyet-monyet mengangkatnya sebagai raja mereka kemudian Sun Go Kong menggelari dirinya sendiri sebagai Mei Houwang (Raja Monyet yang Gagah). Ia menyadari bahwa dirinya masih akan mengalami kematian meskipun ia berkuasa atas monyet-monyet yang lain, maka Sun Go Kong berniat untuk mencapai keabadian. Ia berkelana dengan rakit ke wilayah-wilayah keramat lalu menemui dan menjadi pengikut Bodhi, salah satu guru Buddhisme/Taoisme. Oleh karena itu, Sun Go Kong mempelajari seni bertutur-kata dan budi pekerti manusia.

Pada mulanya, Bodhi enggan menerima Sun Go Kong sebagai pengikutnya karena Sun Go Kong bukanlah manusia. Namun, sebab kegigihan dan ketabahan Sun Go Kong, Bodhi menjadi tertarik kepada monyet itu dan memberinya nama resmi Sun Go Kong (“Sun” menunjukkan asal-usulnya sebagai monyet dan “Go Kong” membawa pengertian sadar akan kekosongan).

Tidak lama kemudian, minat dan kecerdasan Sun Go Kong menjadikannya salah satu pengikut kesayangan Bodhi. Bodhi membimbing dan melatihnya berbagai ilmu sakti dan Sun Go Kong menguasai ilmu perubahan bentuk yang dikenal sebagai “72 perubahan”. Ilmu itu membuat yang menguasainya dapat berubah wujud dalam berbagai bentuk yang memungkinkan, termasuk manusia dan barang.

Salto di awan

Sun Go Kong juga belajar perjalanan awan, termasuk teknik Jīndǒuyún (bersalto di atas awan) yang dapat mencapai 108.000 li (54.000 km). Ia juga dapat mengubah setiap bulunya yang berjumlah 84.000 menjadi barang dan makhluk; atau mengklonkan dirinya. Sun Go Kong menjadi terlalu angkuh karena kemampuannya dan mulai berbicara angkuh dengan murid-muridnya yang lain. Hal itu membuat Bodhi tidak senang kemudian mengusirnya dari kuil. Sebelum mereka berpisah, Bodhi meminta Sun Go Kong supaya berjanji untuk tidak akan memberitahu siapapun tentang bagaimana dia mendapatkan ilmu tersebut.

Di Gunung Hwakuo, Sun Go Kong memantapkan kedudukannya sebagai salah satu siluman yang paling berkuasa dan berpengaruh di dunia. Untuk mencari senjata yang sesuai, ia menjelajah lautan dan memperoleh tongkat sakti. Tongkat itu dapat berubah ukuran dan menduplikasikan diri, juga bergerak sesuai kehendak hati pemiliknya. Mulanya tongkat itu digunakan oleh Yu Agung untuk mengukur kedalaman lautan, kemudian menjadi “Tiang yang Menenangkan Lautan” serta harta karun Ao Guang (Raja Naga Laut Timur). Berat tongkat itu adalah 13.500 kati (8.100 kg).

Saat Sun Go Kong mendekatinya, tiang itu bersinar, menandakan bahwa ia telah menjumpai pemiliknya yang sesungguhnya. Sun Go Kong menggunakannya sebagai senjata serta menyimpannya di dalam telinga sebagai jarum jahit. Hal tersebut menyebabkan para makhluk sakti laut ketakutan serta mengakibatkan huru-hara di laut karena bisa berakibat pasang surut lautan. Selain merampas tongkat sakti itu, Sun Go Kong juga menewaskan naga-naga empat laut dalam pertempuran dan memaksa mereka menyerahkan baju zirah, topi berbulu Fenghuang, serta sepatu bot yang membuat Sun Go Kong dapat berjalan di atas awan.

Saat petugas neraka datang untuk mencabut nyawanya, ia berubah wujud menjadi makhluk lain sehingga mereka terkecoh. Ia kemudian menghapuskan namanya beserta nama semua monyet yang dikenalinya dari “Buku Hidup dan Mati”. Raja-raja Naga dan Akhirat memutuskan untuk mengadukannya kepada Kaisar Giok di Surga berharap dengan memberikan Sun Go Kong jabatan di kalangan dewa akan membuatnya lebih mudah diawasi.

Sun Go Kong mengira ia akan diangkat sebagai salah satu dewa, tetapi ia hanya dijadikan pengurus kandang kuda surga untuk menjaga kuda. Setelah mengetahui hal itu, ia memberontak dan mengangkat dirinya sebagai Bikkhu Agung dan bersekutu dengan para siluman yang paling berkuasa di dunia. Percobaan awal Surga untuk mengalahkan Raja Monyet tidak berhasil. Selanjutnya, para dewa terpaksa mengakui gelar Sun Go Kong tersebut serta mencoba menawarinya kedudukan kepadanya sebagai “Pelindung Taman Surga”.

Saat Sun Go Kong mendapati dirinya tidak diundang untuk menghadiri sebuah jamuan kerajaan oleh Xi Wangmu, sementara dewa dan dewi lain diundang, ia menjadi marah. Setelah mencuri persik keabadian Xi Wangmu, pil lanjut usia Lao Tzu, serta minuman anggur Kaisar Giok, Sun Go Kong melarikan diri kembali ke kerajaannya untuk menyusun pemberontakan.

Sun Go Kong kemudian menewaskan Tentara Surga yang terdiri atas 100.000 pahlawan samawi dan membuktikan dirinya menjadi lawan tanding Er Lang Shen, jenderal Surga yang terunggul. Namun, ia akhirnya berhasil ditangkap atas kuasa Taoisme dan Buddhisme, serta usaha para setengah dewa.

Dikurung dalam tungku

Beberapa percobaan hukuman mati untuknya gagal, sehingga Sun Go Kong akhirnya dikurung dalam sebuah tungku bagua Lao Tzu untuk disuling menjadi pil obat dengan cara dibakar menggunakan api meditasi yang paling panas. Namun, tungku tersebut meledak setelah 49 hari dan Sun Go Kong melompat ke luar, bahkan menjadi lebih kuat daripada yang dahulu. Sun Go Kong kemudian berbuat berbagai kejahatan melalui huǒyǎn-jīnjīng (火眼金睛; lit. renungan keemasan mata bernyala-nyala), yaitu suatu keadaan saat mata tahan terhadap asap.

Setelah semua cara gagal dilakukan, Kaisar Giok memohon kepada Buddha yang tinggal di kuilnya di Barat. Buddha bertaruh dengan Sun Go Kong bahwa Sun Go Kong tidak akan dapat melarikan diri dari tapak tangannya. Sun Go Kong yang dapat menempuh 108.000 li dalam satu kali lompatan, dengan angkuhnya, setuju dengan taruhan tersebut.

Ia kemudian melompat bahkan dengan berkali-kali melompat dan mendarat pada suatu tempat yang hanya terdapat lima batang tiang. Ia mengira telah mencapai ujung dunia. Sebagai penanda bahwa dirinya telah sampai di tempat itu, ia menulis pada tiang-tiang itu kalimat “Bikkhu Agung yang Sama Kedudukannya dengan Surga”, kemudian mengencinginya.

Ia kemudian melompat kembali ke telapak tangan Buddha untuk mengklaim kemenangan taruhannya. Ia terkejut setelah menyadari bahwa kelima tiang tersebut adalah kelima jari tangan Buddha. Sun Go Kong segera berusaha melarikan diri, tetapi Buddha menindihnya dengan telapak tangan yang berubah menjadi gunung. Gunung tersebut disegel dengan mantra Om Mani Padme Hum dalam huruf emas. Sun Go Kong terkurung di sana selama lima abad. Sesuai dengan pepatah 骄傲先于毁灭,而谦卑先于荣誉. Jiāo’ào xiān yú huǐmiè, ér qiānbēi xiān yú róngyù. Artinya Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.

Lima abad kemudian, Dewi Kwan Im sedang mencari-cari pengikut untuk melindungi Bhiksu Tong Sam Cong, seorang peziarah Dinasti Tang, yang ingin membuat perjalanan ke India untuk memperoleh sutra agama Buddha. Pada saat Sun Go Kong mendengar hal itu, dia menawarkan diri untuk ditukar dengan kebebasannya. Dewi Kwan Im memahami bahwa Sun Go Kong sangat sulit dikendalikan, Dewi Kwan Im kemudian memberi Bhiksu Tong Sam Cong sebuah cekak rambut (bandana) ajaib, hadiah dari Buddha.

Ketika Sun Go Kong kemudian ditipu untuk memakainya. Ternyata, cekak itu tidak dapat dilepaskan lagi. Dengan mantra khusus, cekak itu dapat mengetat dan mengakibatkan kesakitan yang tidak tertahankan pada kepala Sun Go Kong. Supaya adil, Dewi Kwan Im juga memberi Sun Go Kong tiga bulu yang istimewa yang boleh digunakan dalam keadaan yang mendesak. Di bawah pengawasan Bhiksu Tong Sam Cong, Sun Go Kong diperbolehkan melakukan perjalanan ke Barat.

Sun Go Kong membantu Bhiksu Tong Sam Cong dengan setia dalam perjalanannya ke India. Mereka pergi juga bersama “Pigsy” ( Zhu Bajie nama lain dari Cu Pat Kai dan “Sandy” ( Sha Wujing nama lain dari Siluman Air) yang menawarkan diri untuk menebus dosa mereka. Keselamatan Bhiksu Tong Sam Cong seringkali terancam oleh setan-setan serta makhluk-makhluk gaib yang lain yang mempercayai bahwa daging Tong Sam Cong apabila dimakan dapat menambah umur.

Sun Go Kong bertindak sebagai pengawal pribadi Tong Sam Cong dan dikaruniai kuasa Surga untuk memerangi ancaman-ancaman tersebut. Pada akhirnya, kelompok itu menghadapi 81 kesengsaraan sebelum mencapai misi mereka dan kembali ke China. Sun Go Kong kemudian mencapai Kebuddhaan atas dedikasi kesetiaan dan kekuatannya.

Kisah Sun Go Kong yang menemani Bhiksu Tong Sam Cong dalam perjalanan ke Barat dituliskan dalam novel Xiyouji dalam bahasa Inggrisnya Journey To The West karangan Wu Cheng En kelahiran Shanyang County China tahun 1500 meninggal 1582 di Huaian belajar di Universitas Nanjing ayahnya bernama Wu Rui.

Novel Xi You Ji mengkisahkan Sun Go Kong yang di tulis oleh Wu Cheng En di tulis sekitar pertengahan abad 16. tokoh Sun Go Kong adalah asli Tiongkok karena ada seorang Bikkhu yang juga terkenal pada masa Dinasti Tang bergelar Wu Kong (Go Kong = Hokkian), nama asli dari Che Chao-feng. Novel ini menceritakan banyak mitologi klasik pertentangan antara baik dan buruk yang bertemakan seorang pendeta dari zaman Dinasti Tang yang mengambil kitab suci ke barat, dalam hal ini ke India.

Bhiksu Tong Sam Cong adalah gambaran kisah hidup Bhiksu Xuan Zhang (602-664) di usia 20 tahun Bhiksu Xuan Zhang berziarah ke India untuk mencari kitab suci dalam jumlah banyak. Dia menguasai bahasa Sansekerta. Itulah Kisah Sun Go Kong dan Bhiksu Tong Sam Cong gabungan antara kisah fiksi dan fakta. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *