2025-09-11

SGOnline

Bersinar & Informatif

TMMD Kodim 0620 Wujudkan Senyum Bahagia Anak-anak

Kabupaten, SGOnline,- Kurangnya asupan gizi maupun makanan tentu mengganggu tumbuh kembang anak. Dan, stunting menjadi persoalan serius yang harus diatasi bersama.

Apresiasi patut diberikan kepada TNI yang makin intensif dan fokus terhadap persoalan stunting. Salah satunya lewat Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang dilaksanakan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon bersama Korem 063/SGJ.

TMMD ke-114 berlangsung di Desa Jatiseeeng Kidul, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon.

Masalah bibir sumbing menjadi perhatian, terutama pada anak-anak. Jika terlambat penanganan dan asupan makanan terkendala, anak akan mengalami gangguan berbicara.

Hal ini yang membuat Korem 063 dan Kodim 0620 bergerak melakukan penanganan pada anak-anak yang mengalami kondisi bibir sumbing. Melalui Bhabinsa yang ada disetiap desa, TNI melakukan pendataan dan upaya pertolongan medis pada anak-anak dengan kondisi bibir sumbing.

Danrem 063/Sunan Gunung Jati, Kolonel Inf. Dany Rakca Andalasawan, S.AP., mengatakan, operasi bibir sumbing tidak dipungut biaya. Ini merupakan program yang digagas TNI sebagai bhakti kepada rakyat.

“Ini gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun. Kita data dulu dari desa-desa dengan melibatkan Bhabinsa. Kita cari sampai akhirnya didapati ada 9 anak yang kemudian ikut program operasi gratis ini,” ujarnya.

Selain kegiatan fisik atau infrastruktur, operasi bibir sumbing menjadi kegiatan dalam rangkaian TMMD. Sasaran kegiatan yang saat ini dilaksanakan, untuk usia paling kecil 9 bulan dan usia paling tua 36 tahun.

“Data yang masuk ke kita ada sekitar 60 anak lagi yang harus ditangani. Sementara yang bisa kita tangani baru sembilan anak, karena harus melalui proses skrining kesehatan,” imbuhnya.

Iapun menyampaikan, jika ada masyarakat atau keluarga yang mengetahui kasus bibir sumbing bisa berkoordinasi dengan Bhabinsa, agar segera difasilitasi dan ditangani oleh TNI AD.

“Kita melibatkan banyak pihak dari mulai pemda untuk membantu pendataan, RSPAD, bagian kesehatan AD dan RS Ciremai. Ini nantinya menjadi agenda berkelanjutan yang terus dilaksanakan,” imbuhnya.

Sementara itu, Deasy Larasati selaku
Country Manager Smile Train Indonesia, mengemukakan, kasus bibir sumbing bisa terjadi karena multi faktor. Salah satunya asupan saat hamil, sehingga kondisi anak saat lahir kurang lengkap.

“Faktor penyebabnya banyak, tapi salah satunya karena kurang asupan saat ibu hamil,” beber dia.

Menurut Deasy, Indonesia menjadi negara ketiga di dunia untuk kasus bibir sumbing. “Setiap 700 kelahiran baru, ada 1 kasus bibir sumbing. Jawa Barat inikan penduduknya banyak, hampir sekitar 50 juta jiwa. Otomatis angka kelahiran juga tinggi dan kasus bibir sumbing menjadi banyak,” katanya.

Smile Train sudah berkecimpung dalam kegiatan serupa sejak lama, NGO yang berbasis di New York itu tersebar di 80 Negara. Kemudian, sudah melakukan lebih dari 100 ribu operasi di Indonesia sejak 2002.

“Program dengan TNI kita mulai sejak 2012 yang kemarin sempat terkendala pandemi dan sekarang baru kick off lagi. Target kita bisa terus berkontribusi untuk mewujudkan senyum bahagia sesuai dengan gerakan smile train,” imbuhnya. (Andi/SGO)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *