2025-10-06

SGOnline

Bersinar & Informatif

Simbol-Simbol Kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam Panjang Jimat, Tradisi Unik yang Terus Dilestarikan

Cirebon, (SGOnline) –
Prosesi Panjang Jimat yang diselenggarakan di Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1445 H. Acara yang berlangsung di Bangsal Prabayaksa pada Senin malam (16/9/2024) ini berlangsung dengan meriah, dihadiri oleh berbagai tamu undangan serta masyarakat yang antusias mengikuti rangkaian tradisi bersejarah tersebut.

Patih Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Muhammad Nusantara, menyatakan kebanggaannya atas tingginya antusiasme masyarakat dalam melestarikan tradisi Panjang Jimat. “Hendaknya kita meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya.

Pangeran Nusantara menjelaskan, kehadiran masyarakat yang berbondong-bondong dalam perayaan ini tidak hanya karena berharap memperoleh karomah dan berkah, tetapi juga terikat oleh sejarah panjang Keraton Kasepuhan yang merupakan keturunan dari Syekh Syarif Hidayatullah, atau lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, salah satu tokoh penting Wali Songo.

“Perayaan Maulid Nabi di Keraton Kasepuhan dimulai sejak tanggal 5 Maulid dengan prosesi siraman benda-benda pusaka. Benda-benda tersebut dicuci dan dipersiapkan untuk dibawa ke Langgar Agung dan didoakan. Puncaknya adalah pada tanggal 12 Rabiul Awal,” jelas Pangeran Nusantara.

Sementara itu, Pangeran Patih Sepuh, Pangeran Goemelar Suryadiningrat, juga memberikan penegasan terkait makna mendalam dari tradisi Panjang Jimat. Menurutnya, simbol-simbol dalam prosesi ini menggambarkan kelahiran seorang manusia, termasuk Nabi Muhammad SAW, dengan berbagai perlambang seperti kembang goyang yang menyimbolkan ari-ari, serta air ketuban yang diwakili oleh Toyo Serba.

“Semua simbol-simbol ini menggambarkan kelahiran manusia, termasuk lilin sebagai simbol penerangan malam kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini merupakan amanah dari leluhur yang harus dilestarikan. Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin terakhir yang mendapatkan perintah dari Allah SWT, seperti melalui Isra Mi’raj dengan salat lima waktu,” tuturnya.

Koordinator Penanggung Jawab Panjang Jimat, Mamo Prabu Diaz, menambahkan bahwa tiap tahun Kesultanan Kasepuhan selalu mengadakan peringatan Maulid Nabi yang dikemas dalam adat, tradisi, dan budaya. “Panjang Jimat adalah rangkaian iring-iringan yang terdiri dari piring panjang, menggambarkan perjalanan hidup manusia dari lahir hingga meninggal dunia,” jelasnya.

Mamo juga menekankan bahwa tahun ini merupakan perayaan yang istimewa karena tradisi yang sempat terhambat akibat pandemi Covid-19 kini kembali dikedepankan. Acara ini melibatkan berbagai komponen masyarakat seperti Partisan Siliwangi, ormas, OKP, serta didukung oleh TNI dan Polri.

“Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Kami berharap di tahun depan acara ini bisa lebih baik dan lebih khidmat lagi. Tradisi ini harus terus dijaga sesuai aturan adat, karena memiliki filosofi mendalam tentang kehidupan dan kematian,” tambah Mamo.

Untuk keamanan acara, sekitar 900 personel dikerahkan dari berbagai komunitas, termasuk Laskar Agung serta aparat TNI-Polri, guna memastikan kelancaran upacara tradisi tersebut.

(Andi/SGO)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *