BBWS Cimanuk–Cisanggarung Tangani 60 Lokasi Normalisasi Sungai Sepanjang 2025
CIREBON, (SGOnline).-
Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk–Cisanggarung (BBWSCC) terus melanjutkan upaya normalisasi sungai di wilayah kerjanya. Hingga Oktober 2025, sebanyak 55 lokasi telah ditangani, dan ditargetkan total 60 lokasi akan selesai hingga akhir tahun ini.
Kepala BBWSCC, Agus Dwi Kuncoro, S.T., M.T., mengatakan pihaknya tetap mempertahankan target yang sama seperti tahun sebelumnya meskipun menghadapi sejumlah kendala.
“Dari Januari sampai saat ini sudah 55 lokasi, dan nanti ke depan akan ditambah lima lagi sehingga total 60 lokasi. Dalam suasana efisiensi, kami tetap mempertahankan target seperti tahun 2024 dan 2023, yaitu 60 lokasi,” ujar Agus, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya, terdapat dua jenis kendala dalam pelaksanaan program, yakni kendala internal dan eksternal. Kendala internal di antaranya terkait keterbatasan operator alat berat akibat pensiun serta kerusakan 12 unit alat berat yang memerlukan perawatan.
“Beberapa operator kami pensiun, sehingga kami lakukan regenerasi. Selain itu, ada 12 alat berat yang rusak dan perlu maintenance. Untuk mengatasi hal ini, kami meminjam alat dari Dinas PUTR Kabupaten Cirebon, BBWS Citarum, dan BPJS Pemandi Juwana,” jelasnya.
Sementara kendala eksternal, kata Agus, berkaitan dengan kesepakatan lokasi pekerjaan dan luas area sungai yang memerlukan koordinasi dengan pemerintah daerah.
“Beberapa lokasi cukup sulit disepakati, seperti di daerah Rukun Timur. Namun kami tetap berupaya agar tahun depan bisa dilanjutkan,” ujarnya.
Terkait dengan normalisasi di kawasan Suaka Lila Kota Cirebon, Agus menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Wali Kota Cirebon dan DPRD. Rencana penataan kawasan tersebut termasuk pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) diperkirakan mulai dilakukan pada Januari 2026.
“Kami akan melakukan pengukuran untuk mengetahui kedalaman sedimen dan kandungan zat berbahaya, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup. Hasil sedimen nanti akan dibuang ke lokasi aman,” ungkapnya.
Selain itu, di wilayah Majalengka, BBWSCC juga telah menindaklanjuti laporan adanya 15 rumah terdampak bencana di sekitar aliran sungai.
“Kami sudah melakukan pengukuran dan desain penanganan darurat. Surat permohonan status bencana sudah kami sampaikan ke Bupati Majalengka untuk dasar penanganan menggunakan dana bencana,” kata Agus.
Agus menegaskan, BBWSCC terus berkomitmen menjaga fungsi sungai melalui kegiatan normalisasi dan pemeliharaan berkala. Ia mengingatkan, sedimentasi adalah proses alam yang tak bisa dihindari, sehingga perawatan rutin menjadi langkah penting untuk mencegah banjir di masa mendatang. (Andi/SGO)

