Keraton Kasepuhan Cirebon Kembali Gelar Tradisi Bubur Suro
2 min readCIREBON, (SGOnline).-
Pagi itu sejumlah ibu dan kerabat Keraton Kasultanan Kasepuhan terlihat sibuk mempersiapkan bahan serta alat untuk melaksanakan tradisi pembuatan bubur sura yang setelah sekian lama tradisi ini tidak dilaksanakan, Jumat (13/8/2021).
Polmak Kasultanan Kasepuhan, Rahardjo Djali, menyampaikan, akan berkomitmen untuk melestarikan tradisi dan adat budaya yang sudah ada sejak dahulu.
“Hari ini biasanya kami melaksanakan Jumat berkah, kebetulan saat ini bertepatan dengan bulan Suro, jadi kami membuat serta membagikan bubur suro kepada masyarakat yang ada di sekitar keraton, agar warga juga bisa merasakan hadirnya keraton,” tutur Rahardjo Djali.
Rahardjo menyebutkan, kegiatan adat tradisi bubur suro ini menjadi momentum untuk dirinya agar bisa terus melestarikan adat, tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu, dan ia pun berjanji akan melestarikan adat, tradisi dan budaya warisan leluhur untuk tetap terjaga.
Dalam pelaksanaan kegiatan adat dan tradisi pembuatan bubur suro ini, menurut Rahardjo, memiliki makna kalau manusia sebagai makhluk sosial bisa saling berbagi antara satu dengan yang lainnya.
Senada dengan Raharjo Djali, Patih Anom Keraton Kasepuhan versi Raharjo, Pangeran Guntur Muhamad Nurdain, mengaku sangat bangga dengan tradisi-tradisi Cirebon, salah satunya adalah bubur suro ini. Ia bertekad untuk melestarikan tradisi dan adat budaya khusunya yang ada di Keraton Kasepuhan ini.
“Cirebon sebenarnya punya keistimewaan, yakni banyaknya adat, tradisi dan budaya, dalam setiap kegiatan adat tradisi mengandung nilai-nilai Islam, karena kita semua ketahui kalau pendiri Cirebon adalah salah satu wali dari 9 wali yang menyebabkan agama Islam di tanah Jawa ini,” ujarnya.
Guntur juga meminta dukungan dari semua masyarakat Cirebon dan sekitarnya untuk bersama-sama membangun kembali Cirebon, agar bisa menjadi daerah yang memegang teguh adat tradisi dan budaya. (Andi/SGO)