Jagung dan Harapan di Tanah Kroya, Sebuah Cerita Ketahanan Pangan

Kabupaten, (SGOnline),-
Di hamparan tanah Desa Kroya, Kec. Pasaleman, Kab. Cirebon, embun pagi meresap ke dalam bumi yang kini kembali disapa oleh tangan-tangan harapan. Lahan seluas 1,2 hektar itu, bagian kecil dari total 302,5 hektar yang disiapkan Polresta Cirebon bersama jajaran Polsek, menyambut biji-biji jagung yang menjadi simbol masa depan. Jagung pipil, jagung manis, keduanya ditanam dengan tekad yang sama memperkuat ketahanan pangan negeri.
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol. Sumarni, berdiri di tengah ladang dengan senyum yang memancar.
“Kami tidak hanya menanam jagung, tapi juga harapan,” ujarnya, suara lembutnya tenggelam dalam nyanyian burung pagi, Senin (21/1/2025).
Lahan tidur yang dahulu sunyi kini bergeliat, menjadi bukti bahwa kerja sama mampu membangkitkan yang lama tertidur.
Kombes Pol. Sumarni tidak sendiri. Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, menyertai langkahnya, membawa gagasan besar untuk tanah ini.
“Setiap jengkal tanah yang kita garap adalah titipan masa depan. Kita telah berbicara dengan para Camat, berdiskusi bagaimana memaksimalkan lahan, bagaimana menghidupkan desa. Ini bukan sekadar tugas, ini pengabdian,” tutur Wahyu, nada suaranya sarat makna.
Namun, seperti musim yang selalu membawa tantangan, proyek ini juga dihadapkan pada hambatan. Kebutuhan benih yang mencapai 6,3 ton per hektar menjadi tantangan besar. Wahyu dan timnya kini menggantungkan harapan pada Kementerian Pertanian untuk membantu memenuhinya. “Jika bantuan itu datang, kita bisa melipatgandakan hasil panen. Bayangkan, dari 250 hektar lahan jagung pipil saja, kita bisa menghasilkan 1.300 ton. Ini bukan hanya untuk Cirebon, tetapi juga untuk Jawa Barat dan bahkan Indonesia,” tambah Wahyu dengan mata yang berbinar.
Di balik angka-angka besar itu, ada cerita kecil yang menyentuh hati. Petani-petani lokal, yang dulunya enggan mengolah tanah karena ketidakpastian pasar, kini kembali menggenggam cangkul dengan semangat.
“Kami telah berbicara dengan distributor besar. Mereka siap menampung hasil panen ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” Kombes Pol. Sumarni menenangkan.
Hari ini, di tanah yang dulu sepi, ada canda anak-anak yang menyaksikan orang tua mereka menanam harapan. Ada suara tawa, ada peluh yang jatuh, dan ada doa yang mengalir. Jagung bukan hanya tanaman. Ia adalah lambang kebangkitan.
Di Desa Kroya, benih jagung yang ditanam tak hanya akan tumbuh menjadi tanaman, tetapi juga menjadi kisah. Kisah tentang keteguhan, kerja sama, dan cinta pada tanah air.
(Andi/SGO)