Green Hajj dan Eco Pesantren, Kolaborasi untuk Mitigasi Perubahan Iklim
Jakarta, (SGOnline),-
Sejumlah stakeholder dari lintas instansi dan komunitas eco pesantren mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Green Hajj dan Eco Pesantren di Indonesia” di Hotel Gran Melia, Jakarta, pada Jumat (31/5). Acara ini diinisiasi oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama Anggota Komisi VIII DPR RI, KH Maman Imanulhaq.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Anggota BPKH Harry Alexander, Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial, Ekonomi dan Sumber Daya Alam BNPB Dra Eni Supartini, Deputi Direktur DEKS BI Anna Setiawati, akademisi UNAS Dr Fahrudin Mangunjaya, Prof Jatna Supritna dari DIPI, serta profesional Ir Dadang Ahmad Cahria. Berbagai representasi komunitas eco pesantren dari berbagai wilayah Indonesia juga turut hadir dan berdiskusi mengenai tema “Green Hajj untuk mendukung Peningkatan Kualitas Layanan dan Pengelolaan Haji yang Berkelanjutan”.
KH Maman Imanulhaq menyatakan pentingnya FGD ini sebagai platform penyatuan pemikiran untuk membangun mitigasi terhadap bencana pemanasan global. Menurutnya, komunitas pesantren perlu dilibatkan lebih jauh dalam upaya mencegah dampak pemanasan global karena mereka memiliki sumber daya yang besar untuk diberdayakan.
“Indonesia memiliki 26.975 pesantren. Apabila dibangun strategi kolaborasi antar pesantren dengan pemangku kepentingan lainnya untuk menangkal perubahan iklim, maka akan menjadi aksi yang sangat signifikan. Apalagi sudah ada beberapa pesantren yang sudah fokus pada pelestarian lingkungan. Yang dibutuhkan adalah rencana aksi untuk kolaborasi agar berkelanjutan dan terjadi akselerasi melalui Aliansi Eco-Pesantren,” ujar Kiai Maman.
Harry Alexander menambahkan bahwa FGD ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan dampak perubahan iklim terhadap pelaksanaan ibadah haji dan mendorong kampanye haji yang ramah lingkungan melalui sinergi dengan eco pesantren Indonesia (Green Hajj). Selain itu, FGD ini juga diharapkan memberikan pemahaman akan pentingnya perencanaan keuangan dan kemampuan fisik dalam rangka menunaikan ibadah haji, serta meningkatkan layanan bagi jemaah haji melalui sinergi antara lembaga terkait.
“Mendukung pengelolaan keuangan haji yang berkelanjutan dan memberikan kemashlahatan bagi ummat dan seluruh stakeholder perhajian; peningkatan pendaftar haji muda yang merupakan potensi dari berbagai lembaga dan organisasi serta ekosistem perhajian; mendukung perencanaan haji yang peduli lingkungan dan kemanfaatan bagi ummat,” kata Harry.
(Rls/Andi/SGO)